OPEN HOUSE SCHOOL OF HUMAN

Weekend kali ini aku dan istri mengikuti Open House yang diadakan oleh School Of Human. Jika berbicara soal School Of Human, yang berada di benakku adalah seorang penulis yang bernama Munif Chatib. Awalnya akupun tak tau beliau ketika awal aku berjumpa tahun 2014 akhir. Padahal teman-teman saat itu sudah banyak yang membaca karya beliau dan buku-bukunya sangat fenomenal, Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Kelasnya Manusia dan lain-lain.

Dalam Open House ini, School Of Human mengangkat tema This Is Me dengan membedah kurikulum School Of Human. Peserta kegiatan ini bukan hanya mereka yang berasal dari daerah Jabodetabek saja melainkan ada yang dari Lampung, Palu, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kegiatan awal setelah registrasi ulang adalah melakukan permainan tradisional, mulai dari egrang, galasing dan masih banyak lagi. Setelah mencoba permainan tradisional, peserta di bagi menjadi dua kelompok besar untuk melakukan tour sekolah. Dalam tour sekolah ini kami di bawa ke beberapa tempat, seperti ruang kelas SMP dan kelas SMA. Saat di ruang pertama, kami memasuki ruang Kelas yang bernama Iwan Fals, ruang kelas di School Of Human semuanya dinamai oleh siswa, karena di sekolah tersebut siswa adalah subjek bukan merupakan objek. Di ruangan ini, kami di beri tugas untuk menuliskan alasan mengikuti kegiatan ini. Dari sekian banyak tulisan peserta yang ada, rata-rata alasan mengikuti kegiatan open house karena penasaran dengan kurikulum yang di ampu oleh School Of Human. Ruang kelas Iwan Fals ini merupakan kelas grade 8.

Setelah dari ruang Iwan Fals, kami pun di ajak untuk berfoto di depan photobooth yang telah di sediakan oleh pihak panitia. Di tempat ini, kami mengabadikan kenangan dalam frame. Beberapa kali kami mengambil gambar, apalagi peserta dari kegiatan ini ada dari adik-adik SGI 21 dan ada juga peserta saat kemah guru desember lalu dan ada juga adik tingkat istri saat kuliah. Kegiatan yang penuh dengan jalinan silahturahmi.

Setelah dari photobooth, kami pun di ajak menuju ruang kelas 12, yang mereka sebut dengan nama Kelas Helen Keler. Ruang kelas ini penuh dengan kreasi dari siswa-siswanya. Di School Of Human ini benar-benar membebaskan setiap siswanya untuk mengeluarkan kreatifitasnya, ibaratnya sekolahnya itu adalah sebagai rumah kedua mereka. Jadi ruang kelas di buat senyaman mungkin untuk mereka huni tiap hari, dengan begitu pelajaran bisa lebih cepat mereka tangkap karna suasana yang mendukung.

Ruang Inklusi merupakan destinasi berikutnya setelah ruang Helen Keler. Di ruangan Inklusi ini adalah ruangan untuk terapi bagi siswa-siswi School Of Human yang berkebutuhan khusus. Ruangan ini penuh dengan rasa nyaman dan banyak foto-foto yang di pajang, termasuk foto yang menjadi juara dalam ajang nasional.

Setelah dari ruang inklusi, akhirnya kami memasuki ruang aula tempat dimana akan dilangsungkan bedah kurikulum School Of Human yang langsung di bawakan oleh pendiri sekolah tersebut yaitu Pak Munif Chatib. Kami semua, duduk berdasarkan tempat duduk yang telah di beri label sesuai dengan nama kita masing-masing. Sebelum acara inti dimulai, kami di minta untuk membuat ulasan pada aplikasi google maps dengan mengirimkan foto saat di depan photobooth dengan memberikan bintang terhadap School Of Human.

School Of Human memiliki tagline yaitu "Discovering Multiple Intelligences", dimana sekolah ini menganut sistem keluarga, agar setiap warga sekolah, baik guru siswa dan orang tua siswa, merasa School Of Human merupakan rumah kedua mereka. Saat ini siswa memasuki abad 21 yang biasa dikatakan jaman now, namun kebanyakan guru-guru masih nyaman dengan abad 20 bahkan sekolah masih merasa abad 19. Hal ini membuat suatu kemunduran bahwa pendidikan di Indonesia belum meningkat, apalagi pendidikan di negeri ini masih terus dipolitisasi. Dari tahun 1945 hingga saat ini, menteri pendidikan telah 38 orang, hampir setiap ganti pucuk kepemimpinan, ganti pula menteri pendidikannya, padahal yang namanya pendidikan mesti tuntas hingga akhir.

Di School Of Human memiliki 6 Pilar penting dalam kurikulum yang mereka anut, yaitu
1. Agent of change
2. Belajar harus menyenangkan
3. Memantik bakat dan minat
4. Kemampuan seluas samudera
5. The Best Teacher
6. Quality Assurance in Academic

Kegiatan Open House ini banyak memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat, inilah sekolahnya manusia sesuai dengan namanya, tanpa ada kotak-kotak dalam proses pembelajarannya. Semoga kelak negeri ini sadar akan pentingnya pendidikan yang menerapkan karakter sebagai tiang utama dalam mendidik, karena yang kita didik adalah manusia, bukan robot.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku MASIH ADA Karya Bang Syaiha

CATUR HADI BOWO PURWADI

DDS (Donor Darah Sedunia)